PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) membukukan perbaikan performa hingga kuartal III/2025 dengan rugi bersih yang mulai menyempit seiring efisiensi biaya serta optimalisasi kinerja operasional.
Berdasarkan laporan keuangan, MDKA membukukan rugi bersih sebesar US$34,75 juta pada kuartal III/2025, membaik 48,14% secara tahunan dibandingkan rugi US$67,02 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perbaikan itu terjadi meski pendapatan turun 22,82% year on year (YoY) menjadi US$1,29 miliar, dari sebelumnya US$1,67 miliar kuartal III/2024.
Di sisi lain, perseroan mampu menekan beban pokok pendapatan sebesar 27,65% YoY menjadi US$1,12 miliar, sehingga mendorong laba kotor melonjak 40,54% secara tahunan menuju level US$166,05 juta. Perbaikan margin ini mengindikasikan peningkatan efisiensi biaya dan penguatan kendali operasional.
Likuiditas MDKA relatif terjaga dengan kas dan bank akhir periode sebesar US$430,39 juta, hanya turun tipis 1,73% YoY dari sebelumnya US$437,95 juta.
Sementara itu, total aset meningkat 7,08% YoY menjadi US$5,61 miliar. Namun, liabilitas naik 12,47% YoY menjadi US$2,61 miliar, sehingga pertumbuhan ekuitas terbatas 2,79% YoY menjadi US$2,99 miliar per kuartal III/2025.
Sejalan dengan laporan keuangan tersebut, manajemen MDKA dalam keterangan resmi menyampaikan bahwa kinerja kuartal III/2025 menunjukkan ketahanan laba operasional. Hal itu tercermin dari capaian EBITDA sebesar US$295 juta, atau bertumbuh tumbuh 33% secara tahunan.
Presiden Direktur MDKA Albert Saputro menuturkan pertumbuhan EBITDA ditopang kenaikan harga jual rata-rata emas, peningkatan margin emas hingga 59%, serta implementasi efisiensi biaya di seluruh rantai nilai nikel.
“Kinerja sembilan bulan pertama 2025 mencerminkan kekuatan portofolio Merdeka yang terdiversifikasi serta fokus berkelanjutan kami pada profitabilitas dan kualitas eksekusi,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (18/12/2025).
Dari sisi proyek, MDKA mencatat kemajuan signifikan pada Tambang Emas Pani yang dikembangkan oleh PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS).
Hal itu ditandai dengan dimulainya kegiatan penumpukan bijih dan target produksi emas pada kuartal I/2026. Perseroan juga menargetkan percepatan pengembangan fasilitas carbon-in-leach(CIL) dengan kapasitas 12 juta ton.
Pada segmen nikel, kinerja anak usaha PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) juga dinilai tetap solid lantaran ditopang oleh peningkatan produksi tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).
Sementara itu, proyek acid iron metal (AIM) dan high pressure acid leach (HPAL) berjalan sesuai jadwal, dengan sebagian fasilitas ditargetkan mencapai tahap produksi penuh hingga pertengahan 2026.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. Editor : Dwi Nicken Tari
