Saham INCO Melaju 5,52% saat IHSG Ditutup di Zona Merah, Cek Sentimen Positifnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah dengan pelemahan 11,43 poin atau 0,15% ke 7.503,75 pada penutupan market Rabu (6/8/2025).

Data RTI menunjukkan, sebanyak 320 saham naik, 270 saham turun dan 215 saham tak berubah posisi.

Sejumlah sektor yang mencatatkan pelemahan terbesar antara lain sektor barang konsumen non siklikal yang turun 1,01%, sektor infrastruktur naik 0,54% dan sektor infrastruktur yang naik 0,27%.

Meski indeks memerah, namun, sejumlah saham berhasil ditutup di zona positif dan menjadi penopang IHSG agar tak turun lebih dalam.

Salah satu saham top gainers LQ45 kemarin adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang melaju 5,42%. Saham INCO berada di posisi teratas top gainers LQ45.

Berikut adalah rincian pergerakan saham INCO pada Rabu kemarin:

  • Harga pembukaan: Rp 3.690
  • Harga tertinggi: Rp 3.890
  • Harga terendah: Rp 3.700
  • Harga penutupan: Rp 3.890

Sentimen yang mempengaruhi saham INCO

Pergerakan positif saham INCO sejalan dengan kinerja perusahaan pada kuartal II 2025 yang menunjukkan perbaikan.

Peningkatan volume produksi nikel menjadi salah satu faktor utamanya.

Produksi nikel dalam matte perseroan pada kuartal kedua ini mencapai 18.557 ton. Ini meningkat 9% dibandingkan kuartal I-2025 yang tercatat sebesar 17.027 ton.

Pendapatan INCO juga melonjak 6,6% menjadi US$ 220,2 juta, dibandingkan kuartal I-2025 di level US$ 206,5 juta. Capaian ini didukung kenaikan harga yang moderat dan volume pengiriman yang lebih tinggi.

Rinciannya, rata-rata penjualan nikel matte pada kuartal-II 2025 mencapai US$ 12.091 per ton, meningkat tipis 1,33% dari US$ 11.932 pada kuartal sebelumnya.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Hasan Barakwan & Jeffrosenberg Chenlim menyebut kenaikan harga jual rata-rata (ASP) nikel matte memang menjadi salah satu faktor yang mendorong laba INCO.

“Laba INCO akan stabil di kuartal II-2025, seiring harga jual rata-rata (ASP) nikel matte naik sekitar 1,4%,” ujar Hasan dalam riset 22 Juli 2025.

Hasan memproyeksikan, kinerja cerah dari perseroan tak berhenti di kuartal kedua.

“Peningkatan kinerja yang lebih signifikan akan terjadi pada kuartal III-2025, seiring lonjakan penjualan bijih nikel,” imbuhnya.

Namun, ia tetap menyarankan investor untuk mencermati risiko penurunan harga nikel di London Metal Exchange (LME).

Profil emiten

Nama : Vale Indonesia Tbk

Tanggal Pencatatan : 1990-05-16

Papan Pencatatan : Utama

Bidang Usaha Utama : Nickel Ore Mining

Sektor : Barang Baku

Subsektor : Barang Baku

Industri : Logam & Mineral

Subindustri : Logam & Mineral Lainnya.

Sumber:

– 07/08/2025

Temukan Informasi Terkini

Antam Catat Penjualan Emas dan Nikel Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tembus 29.305 Kg

baca selengkapnya

BUMI Produksi 35,9 Juta Ton Batu Bara pada Semester I 2025

baca selengkapnya

MIND ID Genjot Hilirisasi Batu Bara untuk Grafit Sintetis

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top