Siap-siap Saham TINS Dibidik ke Sini

Saham PT Timah Tbk (TINS) melonjak 22,18% ke Rp 1.460 pada perdagangan Rabu (24/9/2025). Sebanyak 331,06 juta saham TINS ditransaksikan, frekuensi 34.544 kali, dan nilai transaksi Rp 446,31 miliar.

Saham Timah diakumulasi. Broker UBS Sekuritas membukukan net buy tertinggi Rp 20,9 miliar kemudian Semesta Indovest juga net buy saham ini Rp 16,8 miliar. Asing tercatat mencetak net buy saham berkode TINS Rp 83,23 miliar.

Saham emiten BUMN ini selalu menghijau dalam tiga hari bursa terakhir, setelah sebelumnya selalu memerah juga tiga hari bursa berturut-turut. Dalam sepekan, saham TINS melonjak 32,13%.

Sementara itu, Sucor Sekuritas mengulang kembali rekomendasi buy alias beli saham Timah (TINS). Dalam ulasannya yang dirilis 24 September 2025, Sucor menyebut saham TINS ​​melonjak, menandakan investor mulai melirik kembali perusahaan timah raksasa Indonesia ini. Namun, ini terasa lebih seperti pemanasan daripada pertunjukan utama.

Di bawah manajemen baru, TINS ​​kembali menemukan ritmenya. Produksi melonjak dari hanya 1.228 ton di bulan Mei menjadi 1.877 ton di bulan Agustus, akhirnya melampaui target bulanan 1.800 ton. Kini, manajemen sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih berani — 30.000 ton pada tahun 2026, jauh di atas RKAP tahun depan.

“Intinya, ini bukan hanya soal angka, melainkan soal reformasi. Penambang ilegal sedang dikekang, dengan Satgas Nanggala berjaga-jaga dan penambang skala kecil diubah menjadi koperasi,” ungkap Sucor.

Target Harga

Sudah ada 30 koperasi yang bergabung dan rencananya akan mencapai 300. Ini berarti lebih banyak pasokan resmi mengalir langsung ke pembukuan Timah (TINS). Dan jangan lupa, smelter baru masih beroperasi dengan kapasitas 30%, seperti mesin turbo yang menunggu untuk meraung.

“Pasar global juga sedang mempersiapkan diri. Posisi short yang besar pada harga timah dapat memicu short squeeze, dan bahkan pergerakan kecil pun dapat memicu reli yang tajam,” sambung Sucor.

Selain itu, aset RBT senilai Rp 30 triliun, jika dikonsolidasikan, dapat menjadi penentu bagi keamanan pasokan dan neraca. Secara fundamental, ceritanya tetap utuh, yakni pendapatan diproyeksikan tumbuh pada CAGR 25% hingga tahun 2026.

Dengan PE 2026F hanya 7,0x, TINS ​​bukan lagi sekadar lonjakan harga kemarin. Ini akan menjadi kisah tentang pemulihan, katalis harga, dan pertumbuhan jangka panjang. Target harga TINS Rp 1.740. “Analis kami kembali merekomendasikan beli dengan TP Rp 1.740 (potensi kenaikan hampir 20%),” pungkas Sucor Sekuritas. Editor: Theresa Sandra Desfika

Sumber:

– 25/09/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Kamis, 25 September 2025

baca selengkapnya

Punya Cadangan Batu Bara 45 Juta Ton, Anak Usaha ITMG Ajukan IUPK 10 Tahun

baca selengkapnya

Revisi Permen ESDM Soal RKAB 1 Tahunan Bakal Rampung Pekan Ini

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top