Target Produksi dan Penjualan Emiten Emas di tengah Rekor Harga pada 2025

emas akan semakin signifikan terhadap kinerja keuangan,” ujar Arianto.

Hanya saja, Arianto belum merinci target produksi dan penjualan emas ANTM di tahun ini. Sementara pada tahun lalu, ANTM mencapai rekor penjualan emas tertinggi sebesar 43.776 kilogram atau 1,40 juta ons troi.

Sementara itu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akan mengerek produksi emas ke level 75.000 ons troi. Direktur & Chief Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin Wahyu Hidayat memberikan gambaran, produksi emas BRMS tahun lalu mencapai target di level 55.000 – 60.000 ons troi.

Sedangkan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memasang target konservatif di level 100.000 dan 110.000 ons troi. “Kenaikan harga emas tentunya berdampak positif terhadap kinerja Perseroan,” kata Tom Malik selaku Head of Corporate Communications MDKA.

Sebelumnya, Direktur Utama PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) Edi Permadi meyakini prospek komoditas emas pada 2025 masih tetap berkilau. Permintaan dan harga emas bisa lanjut menguat di tengah dinamika geo-politik. 

Secara operasional, PSAB akan menjaga level produksi di sekitar 100.000 ons troi.

Vice President Corporate Communications  PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Kartika Octaviana menyampaikan bahwa update mengenai rencana produksi pada 2025 baru akan disampaikan pada saat rilis kinerja tahunan 2024. 

“Namun perlu kami sampaikan tahun 2025 ini merupakan masa transisi dari Fase 7 ke Fase 8 tambang Batu Hijau,” kata Kartika.

Meski begitu, AMMN optimistis kenaikan harga emas bisa berdampak pada kinerja keuangannya. 

“Kami menyambut positif dinamika pasar global terkait emas yang tentunya akan terrefleksikan dalam hasil kinerja kami,” imbuh Kartika.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menaksir tren kenaikan harga emas bakal memoles kinerja emiten pada 2025. Hanya saja, masih ada risiko volatilitas harga serta tantangan dari sisi peningkatan biaya operasional.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan sepakat, pendapatan emiten bisa terangkat oleh harga dan permintaan emas yang masih cenderung meningkat. 
“Namun masih harus perhatikan volume produksi dan penjualan serta ongkos produksinya,” kata Rizkia.

Meski punya prospek apik, tapi Rizkia mengingatkan agar pelaku pasar lebih berhati-hati memilih saham di tengah tekanan pasar saat ini. Dus, investor mesti selektif memilih saham emas.

Miftahul menilai saham HRTA masih layak koleksi atau hold untuk target harga di Rp 496. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan speculative buy HRTA untuk target harga Rp 476 – Rp 488.

Herditya merekomendasikan buy on weakness MDKA dan trading buy UNTR. Target harga masing-masing berada di area Rp 1.715 – Rp 1.800 dan Rp 25.200 – Rp 25.275.

Sedangkan dalam riset terbarunya, Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Djamal dan Muhammad Wafi tetap menyematkan rekomendasi buy pada saham ANTM. 

Fauzan dan Wafi mengerek target harga ANTM dari Rp 1.800 menjadi Rp 1.900 per saham.

Sumber: investasi.kontan.co.id, 14 Februari 2025

Temukan Informasi Terkini

Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025

baca selengkapnya

Selangkah Lagi UKM Dapat Jatah Tambang, Siapa yang Layak?

baca selengkapnya

PT Gag Nikel Masih Belum Beroperasi di Raja Ampat Meski Tidak Dicabut Izinnya

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top