Target Produksi Freeport 2026: Tembaga 1 M Pon, Emas 0,9 Juta Ons

Freeport-McMoRan Inc. (FCX) memproyeksikan produksi tembaga dan emas dari PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 2026 mencapai sebanyak 1 miliar pon dan emas seberat 0,9 juta ons.

Proyeksi tersebut tercatat turun tipis dibandingkan dengan target produksi tahun ini sejumlah 1,67 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.

Manajemen FCX dalam keterangan resminya menyatakan bahwa proyeksi tersebut didapatkan berdasarkan rencana pemulihan bertahap dan peningkatan produksi (ramp up) di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).

Perseroan menargetkan tambang GBC dapat kembali dibuka pada kuartal II-2026.

“Berdasarkan rencana pemulihan bertahap dan peningkatan produksi, FCX memperkirakan produksi tembaga dan emas PTFI dari kawasan mineral Grasberg pada 2026 akan serupa dengan volume perkiraan 2025, yaitu sekitar 1,0 miliar pon tembaga dan 0,9 juta ons emas,” tulis manajemen FCX dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (19/11/2025).

FCX memperkirakan produksi PTFI akan tetap meningkat sepanjang 2026 dan 2027 dengan produksi rata-rata tahunan sekitar 1,6 miliar pon tembaga dan 1,3 juta ons emas untuk periode tiga tahun 2027-2029.

Lebih lanjut, manajemen FCX mengungkapkan dua tambang bawah tanah lainnya yang tidak terdampak longsor di GBC, Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) sudah beroperasi kembali pada akhir Oktober 2025.

“Kegiatan pemulihan sedang dipercepat untuk mempersiapkan dimulainya kembali secara bertahap dan peningkatan produksi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave mulai kuartal II-2026,” kata manajemen FCX.

Adapun, Presiden dan Chief Executive Officer FCX Kathleen Quirk mengungkapkan perusahaan berkomitmen memulihkan produksi dalam skala besar dengan biaya efisien dan tetap mengutamakan keamanan di kompleks pertambangan Grasberg.

“Kami telah memasukkan pelajaran dari insiden tragis baru-baru ini ke dalam rencana masa depan kami dan menerapkan beberapa inisiatif untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan insiden tersebut,” kata Quirk dalam keterangan tertulis itu.

“Kami akan terus memprioritaskan keselamatan di atas segalanya saat memulihkan operasi dan bekerja untuk memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan kami.”

Sebagai catatan, dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2025 Freeport, Kementerian ESDM menyetujui volume bijih yang ditambang Freeport sebanyak 212.000 ton per hari. Dalam bijih tersebut terdapat 1% kandungan tembaga dan 1 gram/ton emas.

Sementara itu, bijih yang ditambang secara anual ditargetkan sebanyak 75—77 juta ton untuk  tahun ini.

Jumlah konsentrat yang diproduksi secara harian disetujui sebanyak 10.000 ton dan secara tahunan 3,5 juta ton, tergantung kadar tembaga yang ditambang. Kemudian, produksi tembaga tahun ini sebanyak 1,67 miliar pon, emas 1,6 juta ons, dan 5,7 juta ons.

Hingga pertengahan bulan ini, PTFI mengaku belum melaporkan RKAB 2025 sebab masih harus mengonsultasikan dampak dari kejadian longsor di tambang bawah tanah GBC ke Kementerian ESDM terlebih dahulu.

“Sesuai dengan regulasi yang berlaku saat ini dan juga dampak dari kejadian di Grasberg Block Cave, PTFI akan melakukan penyesuaian, di mana penyesuaian tersebut akan kami sampaikan dan diskusikan dahulu dengan pemerintah,” kata VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati ketika dikonfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (10/11/2025).

Freeport sendiri sebelumnya menangguhkan operasi tambang emas dan tembaga Grasberg sejak insiden longsor di Grasberg Block Cave pada awal September. Operasional tambang bawah tanah GBC diperkirakan baru dapat pulih sepenuhnya pada 2027.

Dalam keterangan resminya, Freeport-McMoRan Inc. menyebut insiden longsoran lumpur bijih telah merusak sejumlah infrastruktur pendukung produksi di area GBC.

Akibatnya, PTFI terpaksa menunda kegiatan produksi dalam jangka pendek pada kuartal IV-2025 hingga sepanjang 2026 di area tambang tersebut.

Adapun, badan bijih GBC mewakili 50% dari cadangan terbukti dan terduga PTFI per 31 Desember 2024, serta sekitar 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas hingga 2029.

Kala itu, diperkirakan bahwa ambang Big Gossan dan DMLZ yang tidak terdampak dapat kembali beroperasi pada pertengahan kuartal IV-2025, sementara pengembalian operasi bertahap tambang GBC dijadwalkan pada paruh pertama 2026.

Konsekuensinya, penjualan tembaga dan emas PTFI bakal terbatas pada kuartal IV-2025, jauh di bawah estimasi sebelumnya yaitu 445 juta pon tembaga dan 345.000 ons emas.

Sementara itu, pembukaan kembali kegiatan operasi GBC dimulai di tiga blok produksi di antaranya PB2 pada paruh pertama 2026, disusul PB3 dan PB1S pada paruh kedua 2026 dan PB1C menyusul pada 2027. (azr/wdh)

Sumber:

– 19/11/2025

Temukan Informasi Terkini

Setoran PNBP Minerba Capai Rp114 Triliun per November 2025

baca selengkapnya

Freeport Mulai Kembali Operasi Tambang Terdampak Longsor Kuartal II/2026

baca selengkapnya

Anak Usaha Trimegah Bangun Persada (NCKL) Terlibat Jual-Beli Biji Nikel Saprolit

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top