Tenggat Mepet, Freeport Akui Belum Ajukan RKAB 2026 ke ESDM

PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga kini masih belum melaporkan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2026, padahal tenggatnya akan jatuh pada 15 November 2025.

Saat ini, perseroan masih harus mengonsultasikan dampak dari kejadian longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terlebih dahulu.

VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati menjelaskan perusahaan akan melakukan penyesuaian RKAB periode 2026 usai terjadinya longsor di tambang bawah tanah tersebut. Penyesuaian tersebut akan dilaporkan dan didiskusikan dengan Kementerian ESDM terlebih dahulu.

“Sesuai dengan regulasi yang berlaku saat ini dan juga dampak dari kejadian di Grasberg Block Cave, PTFI akan melakukan penyesuaian, di mana penyesuaian tersebut akan kami sampaikan dan diskusikan dahulu dengan pemerintah,” kata Katri ketika dikonfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (10/11/2025).

Adapun, dalam RKAB eksisting Freeport Indonesia, Kementerian ESDM menyetujui volume bijih yang ditambang Freeport sebanyak 212.000 ton per hari. Dalam bijih tersebut terdapat 1% kandungan tembaga dan 1 gram/ton emas.

Sementara itu, bijih yang ditambang secara anual ditargetkan sebanyak 75—77 juta ton untuk  tahun ini.

Jumlah konsentrat yang diproduksi secara harian disetujui sebanyak 10.000 ton dan secara tahunan 3,5 juta ton, tergantung kadar tembaga yang ditambang. Kemudian, produksi tembaga tahun ini sebanyak 1,67 miliar pon, emas 1,6 juta ons, dan 5,7 juta ons.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan PTFI belum mengajukan revisi RKAB untuk periode 2026.

Bahlil tidak menampik rencana produksi Freeport pasti akan mengalami perubahan lantaran operasional tambangnya di Grasberg terpengaruh oleh musibah longsor beberapa waktu lalu.

Saat ini, tim Freeport dan Kementerian ESDM juga tengah melakukan evaluasi atas aktivitas produksi Freeport di Papua pascainsiden yang menewaskan 7 pekerja itu.

“Sampai sekarang kita belum ada revisi RKAB ya untuk Freeport. Belum ada. Kita doakan agar apa yang dilakukan sekarang  untuk penataan pascamusibah, bisa segera selesai,” ujarnya ditemui di sela Minerba Convex, Rabu (15/10/2025).

Freeport sendiri sebelumnya menangguhkan operasi tambang emas dan tembaga Grasberg sejak insiden longsor di Grasberg Block Cave pada awal September. Operasional tambang bawah tanah GBC diperkirakan baru dapat pulih sepenuhnya pada 2027.

Dalam keterangan resminya, Freeport-McMoRan Inc. menyebut insiden longsoran lumpur bijih telah merusak sejumlah infrastruktur pendukung produksi di area GBC.

Akibatnya, PTFI terpaksa menunda kegiatan produksi dalam jangka pendek pada kuartal IV-2025 hingga sepanjang 2026 di area tambang tersebut.

Adapun, badan bijih GBC mewakili 50% dari cadangan terbukti dan terduga PTFI per 31 Desember 2024, serta sekitar 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas hingga 2029.

Saat ini, PTFI memperkirakan tambang Big Gossan dan Deep MLZ yang tidak terdampak dapat kembali beroperasi pada pertengahan kuartal IV-2025, sementara pengembalian operasi bertahap tambang GBC dijadwalkan pada paruh pertama 2026.

Konsekuensinya, penjualan tembaga dan emas PTFI bakal terbatas pada kuartal IV-2025, jauh di bawah estimasi sebelumnya yaitu 445 juta pon tembaga dan 345.000 ons emas.

Sementara itu, pembukaan kembali kegiatan operasi GBC dimulai di tiga blok produksi di antaranya PB2 pada paruh pertama 2026, disusul PB3 dan PB1S pada paruh kedua 2026 dan PB1C menyusul pada 2027. (azr/wdh)

Sumber:

– 10/11/2025

Temukan Informasi Terkini

Simak Capaian Produksi Mineral Merdeka Copper Gold (MDKA) hingga Kuartal III-2025

baca selengkapnya

BUMA Semester I: Volume OB 209 Juta bcm, Produksi Batu Bara 38 Juta Ton

baca selengkapnya

Bumi Resources (BUMI) Caplok 100% Saham Perusahaan Ini

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top