PT VALE Indonesia Tbk (INCO) mengatakan keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) dari proyek smelter hidrometalurgi atau berbasis high pressure acid leaching (HPAL) di Sorowako, Sulawesi Selatan sudah disetujui dengan total anggaran mencapai US$1,86 miliar (atau setara Rp29,25 triliun asumsi kurs saat ini).
Adapun, pernyataan ini dilontarkan guna menanggapi laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang menyebut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum melakukan evaluasi menyeluruh atas komitmen investasi Vale sesuai dengan kontrak karya (KK) beserta amandemennya.
Head of Corporate Communications Vale Indonesia Vanda Kusumaningrum mengatakan proyek itu merupakan kerja sama dalam bentuk usaha patungan atau joint venture (JV) antara Vale bersama mitra yaitu Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd, melalui anak perusahaannya PT Huali Nickel Indonesia (HNI).
Proyek ini, kata Vanda, akan mengembangkan proyek IGP Sorowako Limonite Ore (SLO) untuk mengolah bijih limonit dengan menggunakan teknologi HPAL dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton per annum (ktpa) yang menghasilkan bahan baku baterai berupa mixed hydroxide precipitate (MHP).
“Saat ini, FID telah disetujui dengan total anggaran mencapai US$1,86 miliar. Status proyek berada pada tahap proses perizinan lahan. Dimulainya pengiriman ore pertama akan dilaksanakan pada kuartal III-2026,” ujar Vanda kepada Bloomberg Technoz, dikutip Rabu (6/11/2024).
Menurut Vanda, proyek Sorowako Limonite (SLO/Sorlim) saat ini sedang mengalami perkembangan signifikan di berbagai area kerja. Seiring dengan bertambahnya jumlah karyawan, area kerja Sorlim juga telah diperluas.
Status Perizinan
Vanda menambahkan perizinan untuk proyek ini mencapai tahap persetujuan dokumen re-open pada November, yang memungkinkan dimulainya operasi penambangan di lokasi yang telah direncanakan.
Selain itu, PT Vale IGP SLO baru saja mendatangkan empat unit Haul Truck 777 dari Pelabuhan Balantang, Malili, yang masing-masing dua unit tiba pada 16 dan 17 Oktober.
Truk-truk ini akan memainkan peran penting dalam pengangkutan bijih limonit ke area penyimpanan, sekaligus mendukung peningkatan jarak angkut dari areal penambangan.
“Perseroan terus berkoordinasi dengan pemerintah, termasuk Kementerian ESDM, untuk memastikan semua komitmen investasi yang telah disepakati dapat berjalan sesuai rencana. Mereka mungkin akan menegaskan kembali transparansi dalam pelaporan perkembangan proyek Vale,” ujarnya.
Dalam laporan terbaru, BPK sebelumnya memberikan catatan terhadap komitmen investasi Vale melalui dua hal.
Pertama, ketidakjelasan waktu penyelesaian kewajiban pengembangan pabrik pemurnian atau smelter Sorowako, pembangunan fasilitas pengolahan hilir di Bahadopi, serta fasilitas pengolahan dan pemurnian di Pomalaa yang menjadi komitmen Vale pada saat pengakhiran KK terkait.
“Kedua, pelaksanaan komitmen investasi Vale berupa pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara belum direalisasikan secara signifikan,” tulis BPK dalam laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I-2024, dilansir jelang akhir Oktober. (dov/wdh)
Sumber: bloombergtechnoz.com. 6 November 2024