Usai Freeport, Giliran Amman Berpeluang Dapat Relaksasi Ekspor Konsentrat

Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) tengah mempertimbangkan untuk memberikan rekomendasi izin ekspor terbatas konsentrat tembaga kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

Pertimbangan tersebut lantaran proyek smelter anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) itu mengalami kondisi kahar atau force majeure. Hal serupa pernah terjadi pada proyek smelter baru PT Freeport Indonesia, yang akhirnya membuat perusahaan mendapat relaksasi ekspor konsentrat hingga September 2025.

Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga Amman Mineral Nusa Tenggara telah berakhir pada 31 Desember 2024.

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati menuturkan, Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengalami keadaan kahar pada fasilitas pemurniannya. Oleh karena itu, perusahaan tengah mengajukan permohonan untuk mendapat izin ekspor.

“Proses pemberian rekomendasi izin ekspor dari Kementerian ESDM masih dalam proses,” ujar Siti kepada Bisnis, Rabu (22/10/2025) malam.

Menurut Siti, pertimbangan ekspor terbatas akan dilakukan sambil memastikan nilai tambah produk tetap terjaga dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dihubungi terpisah, Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kementerian Perdagangan Andri Gilang Nugraha mengatakan, pengajuan perpanjangan izin ekspor oleh Amman tak lepas dari kondisi kahar.

“Sejauh yang kami ketahui, Amman Mineral telah mengajukan permohonan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga dengan alasan kondisi kahar,” ucap Gilang kepada Bisnis, Rabu (22/10/2025).

Dia pun menyebut, permohonan tersebut saat ini masih dalam proses di Kementerian ESDM. Oleh karena itu, terkait volume ekspor dan masa berlaku izin, pihaknya masih menunggu rekomendasi resmi dari Kementerian ESDM.

Gilang menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada izin ekspor yang diterbitkan untuk Amman Mineral.

“Sesuai ketentuan yang berlaku, perusahaan dapat mengajukan izin ekspor ke Kementerian Perdagangan setelah memperoleh rekomendasi dari Kementerian ESDM,” tuturnya.

Bisnis pun telah berupaya menghubungi Vice President Corporate Communications AMMN Kartika Octaviana untuk mengonfirmasi kabar terkait pengajuan izin ekspor konsentrat tembaga AMNT. Namun, hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan respons.

Berdasarkan catatan Bisnis, AMMN pernah mengajukan perpanjangan ekspor katoda tembaga dan konsentrat kepada pemerintah pada Mei 2025. Hal ini dilakukan lantaran proses commissioning smelter berjalan lambat sehingga kapasitas operasi maksimal.

Presiden direktur AMMN saat itu, Alexander Ramlie (saat ini menjabat komisaris) mengatakan bahwa smelter perusahaan masih memerlukan periode stabilisasi dan penyempurnaan sebelum mencapai operasi yang optimal dan berkelanjutan. Hal ini membuat hasil produksi belum bisa diserap sepenuhnya di smelter di dalam negeri.

Karena itu, AMMN mengajukan perpanjangan ekspor agar hasil produksi bisa dijual ke luar negeri. Dia juga menekankan bahwa fasilitas smelter perusahaan memerlukan waktu untuk stabilisasi dan kalibrasi agar mencapai operasi yang optimal dan berkelanjutan.

“Untuk memastikan kelangsungan bisnis selama fase peningkatan kapasitas secara bertahap [ramp-up] ini, kami telah secara resmi meminta pendekatan hibrida dari pemerintah Indonesia memungkinkan ekspor katoda tembaga dan konsentrat secara paralel,” kata Alexander dalam keterangannya dikutip Senin (12/5/2025).

Menurutnya, perpanjangan ekspor katoda tembaga dan konsentrat dapat memberikan fleksibilitas dan menjamin kelangsungan arus pendapatan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memastikan kontribusi yang berkelanjutan bagi pemerintah selama fase awal operasi smelter.

Kinerja Amman Mineral

Berdasarkan laporan keuangan, AMMN membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$148,72 juta atau Rp2,44 triliun (asumsi kurs Rp16.456 per dolar AS) pada semester I/2025. Kondisi rugi perseroan itu berbanding terbalik dari capaian laba bersih sebesar US$475,24 juta pada semester I/2024.

Catatan rugi AMMN sejalan dengan kinerja penjualan bersih yang susut dari US$1,54 miliar pada semester I/2024, menjadi US$182,59 juta pada semester I/2025.

Penjualan bersih AMMN sebagian besar berasal dari penjualan katoda tembaga. Smelter tembaga AMMN memproduksi 19.805 ton katoda tembaga, setara dengan 44 juta pon, dengan penjualan sebesar 18.522 ton, setara dengan 41 juta pon. Sementara itu, produksi konsentrat sebesar 191.657 metrik ton kering, yang memiliki kandungan 89 juta pon tembaga dan 59.578 ons emas.

Sejak diberlakukannya larangan ekspor konsentrat pada awal 2025, semua penjualan beralih ke katoda tembaga mulai April 2025. Pencapaian kinerja paruh pertama 2025 pun berasal dari periode kuartal II/2025, di mana tidak ada penjualan pada kuartal I/2025.

Presiden Direktur AMMN Arief Sidarto mengatakan, perseroan pun masih menghadapi tantangan dalam kesiapan operasional yang sangat krusial untuk memastikan transisi ke fase produksi penuh dapat berlangsung secara aman dan sukses.

Proses commissioning smelter tembaga pada dasarnya bersifat kompleks dan memakan waktu, sebagaimana terlihat dari standar global. Tantangan ini dinilai berpotensi memengaruhi tingkat produksi selama sisa tahun ini.

“Oleh karena itu, kami terus berdiskusi secara aktif dengan pemerintah terkait fleksibilitas ekspor konsentrat, yang penting untuk menjaga keberlanjutan operasi serta mendukung kontribusi fiskal bagi perekonomian daerah maupun nasional,” kata Arief dalam keterangan tertulis pada Kamis (31/7/2025).

Ekonomi Daerah Berdarah-darah

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk membuka sementara keran ekspor mineral di sejumlah daerah demi mendongkrak ekonomi.

Pasalnya, daerah tambang seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua tengah mengalami penurunan ekonomi secara signifikan. Masing-masing mencatatkan produk domestik bruto (PDB) sebesar -0,82% dan -9,83% secara year on year (yoy) pada kuartal II/2024.

“Kami sudah menyampaikan kepada Pak Bahlil, apa mungkin sambil menunggu smelter jadi, ekspor tetap dilanjutkan. Karena kalau tidak, akan berdampak kepada angka pertumbuhan ekonominya menjadi minus,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 di kantor pusat Kemendagri, Senin (20/10/2025).

Tito berujar, pada dasarnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah bergantung pada realisasi belanja dan pendapatan, di mana pendapatan tinggi dan belanjanya tinggi akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik.

Meski demikian, sejumlah daerah masih bergantung pada kegiatan pertambangan. Misalnya di Papua Tengah dengan keberadaan PT Freeport Indonesia, dan NTB dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Selain adanya kebijakan larangan ekspor konsentrat, kondisi bencana alam turut memengaruhi kinerja tambang dan berdampak pada realisasi pertumbuhan ekonomi.

Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur mengalami kebakaran pada akhir tahun lalu, yang menyebabkan operasional smelter berhenti untuk sementara. Sementara pada bulan lalu, Freeport terpaksa menghentikan produksi karena insiden luncuran material basah di tambang bawah tanahnya.

“Jadi Freeport ini ada masalah. Kemudian longsor, ada smelter yang terbakar juga pernah. Sekarang sudah di-hold semua. Akibatnya ekspor dari Freeport berkurang dan itu sangat menyumbang angka pertumbuhan ekonomi di Papua Tengah,” jelas Tito.

Tito mengkhawatirkan kondisi tersebut, apabila berlanjut, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan sebesar 5,3%.

Melihat realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2025, tercatat dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Sulawesi dan Jawa yang masing-masing berkontribusi sebesar 5,24% dan 5,83% YoY. Di mana pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut ditopang oleh industri pengolahan.

Sementara wilayah Maluku dan Papua hanya tumbuh 2,73% YoY pada kuartal II/2025, jauh lebih rendah dari kuartal yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 8,45%.

Untuk itu, pihaknya mendorong para pemimpin di daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar berada di atas rata-rata nasional. Dirinya berharap daerah mampu maksimal menjaga pertumbuhan ekonomi, sebagaimana menjaga inflasi tetap rendah.

“Kami mengharapkan semua agar pertumbuhan ekonomi di atas nasional supaya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai harapan Pak Presiden, mendekati 6%,” tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel Penulis : M Ryan Hidayatullah Editor : Denis Riantiza Meilanova

Sumber:

– 23/10/2025

Temukan Informasi Terkini

Berita Harian, Kamis, 23 Oktober 2025

baca selengkapnya

Kementerian ESDM: Baru 800 Perusahaan Tambang yang Mengajukan Ulang RKAB 2026

baca selengkapnya

ESDM Kaji Syarat Baru Persetujuan RKAB: Kepatuhan Pajak Tambang

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top