Target Harga Saham Antam (ANTM) Terdongkrak Sentimen Emas & Nikel

Target harga saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dikerek naik menjadi Rp4.100 per saham. Kenaikan ini dipicu prospek laba yang solid dan dukungan harga bijih nikel serta emas yang dinilai masih tangguh.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Naura Reyhan Muchlis, dalam riset terbarunya, menyebutkan katalis utama datang dari revisi naik proyeksi laba bersih 2025-2026 sebesar 22,2% hingga 46,3%. Revisi tersebut mencerminkan asumsi harga emas dan bijih nikel yang lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya.

Harga emas kini berada di kisaran US$3.300-US$3.400 per ons dari proyeksi lama US$2.900-US$3.000 per ons, sementara asumsi harga bijih nikel naik ke US$51 per ton.

“Rekomendasi beli dipertahankan dengan target harga baru Rp4.100 seiring prospek laba yang stabil dan proyek pertumbuhan yang berjalan sesuai rencana,” ujar keduanya dalam riset yang dipublikasikan pada Rabu (17/9/2025).

Dari meja konsensus, sebanyak 22 dari 28 analis memberikan rekomendasi beli saham ANTM, sedangkan 6 analis menyematkan peringkat tahan. Target harga rata-rata emiten tambang BUMN ini berada di level Rp3.663 per saham, dengan estimasi tertinggi mencapai Rp4.500 dan perkiraan terendahnya di Rp2.600 per saham.

Di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ANTM kini berada di posisi Rp3.420 atau melemah 1,16% dari harga penutupan kemarin. Namun, sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), saham ANTM masih kokoh dengan kenaikan 124,26%.

Erindra dan Naura meyakini bahwa prospek laba ANTM akan tetap stabil seiring operasional yang terjaga dan harga komoditas yang cenderung resilien. Selain itu, proyek pertumbuhan strategis perusahaan disebut berjalan sesuai jadwal.

Pada semester I/2025, ANTM tercatat membukukan penjualan bijih nikel sebesar 8,2 juta wmt, melonjak 144,3% year on year (YoY) atau 55% dari target tahunan. Pada kuartal kedua saja, volume pengiriman mencapai 4,4 juta wmt atau naik 14% QoQ.

Di sisi emas, ANTM mencatat volume penjualan 29,3 ton pada paruh pertama atau naik 83,5% YoY. Di kuartal kedua, penjualan emas mencapai 15,6 ton, tumbuh 13,3% QoQ.

“Pendapatan tetap ditopang harga jual rata-rata bijih nikel yang sehat di US$55 per ton pada kuartal II/2025, sementara harga emas yang kuat dan permintaan produk emas menopang margin bisnis penjualan emas tetap di kisaran 6,5%–7%,” ujar keduanya.

Strategi ANTM

Dalam perkembangan sebelumnya, manajemen ANTM berencana menerapkan strategi efisiensi biaya, penguatan rantai pasok emas domestik, dan keberlanjutan proyek hilirisasi untuk menjaga kinerja profitabilitas pada semester II/2025.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho Rudjito, mengatakan bahwa perseroan akan terus menjaga margin positif di tengah fluktuasi harga komoditas dan potensi kenaikan biaya operasional.

“Langkah efisiensi yang akan kami lakukan ke depan adalah optimalisasi dari rantai pasok, renegosiasi kontrak operasional, dan peningkatan utilisasi aset,” ujarnya.

Dia mencontohkan bahwa efisiensi di segmen nikel dilakukan melalui pengadaan alat berat yang lebih terukur, optimalisasi stripping ratio, efektivitas jam kerja, hingga rekomposisi volume pekerjaan dengan mitra tambang.

Sementara itu, di segmen emas, perseroan turut memperkuat kerja sama pasokan dengan anggota holding BUMN pertambangan lainnya yakni PT Freeport Indonesia atau PTFI guna menjaga stabilitas margin perseroan.

Emiten tambang pelat merah ini diketahui membukukan laba bersih sebesar Rp4,70 triliun pada semester I/2025. Perolehan tersebut melonjak 202,89% dibandingkan perolehan laba di periode sama tahun sebelumnya yaitu Rp1,55 triliun.

Kenaikan laba bersih didorong oleh kinerja penjualan yang melesat 154,51% secara tahunan menjadi Rp59,01 triliun. Kinerja tersebut ditopang oleh segmen emas yang membukukan penjualan Rp49,53 triliun sepanjang Januari-Juni 2025.

Arianto menyatakan bahwa strategi sourcing atau memastikan ketersediaan pasokan emas dinilai krusial untuk menopang kinerja penjualan Antam, yang selama paruh pertama tahun ini mencapai 29,3 ton kepingan emas.

Sebagai gambaran, sampai dengan semester I/2025, sekitar 78% pasokan emas Antam masih berasal dari impor. Sementara itu, sebanyak 22% dipenuhi dari pasokan domestik yang mayoritas berasal dari Freeport Indonesia.

“Ke depan, untuk memperkuat rantai pasok emas, strategi kami adalah memperkuat rantai nilai pasokan dalam negeri khususnya dari Freeport,” ucap Arianto.

ANTM saat ini juga sedang membangun pabrik manufaktur baru bernama Avere di Gresik, Jawa Timur, guna memperkuat pasokan emas domestik.

Arianto menyatakan perseroan nantinya akan membeli hasil pemurnian emas Freeport sebanyak 30 ton per tahun untuk menopang kapasitas manufaktur baru tersebut.

“Pabrik tersebut akan menambah kapasitas produksi emas Antam sekitar 5 juta batang atau koin emas per tahun,” pungkas Arianto.

Arianto menyampaikan bahwa investasi untuk proyek tersebut diproyeksikan mencapai Rp1,1 triliun. Saat ini, proyek masih berada di tahap prakonstruksi sambil menuntaskan pemilihan kontraktor EPC untuk pembangunannya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. Editor : Ibad Durrohman

Sumber:

– 18/09/2025

Temukan Informasi Terkini

AMMAN Kembali Masuk Daftar Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia

baca selengkapnya

Izin Habis, Freeport Realisasikan 91,5% Ekspor Konsentrat Tembaga

baca selengkapnya

Ini Alasan Indo Tambangraya (ITMG) Buyback Saham Senilai Rp 2,94 Triliun

baca selengkapnya

Bersama, Kita Majukan Industri Pertambangan!

Jadilah anggota IMA dan nikmati berbagai manfaat, mulai dari seminar, diskusi strategis, hingga kolaborasi industri.

Scroll to Top